Jumat, 18 Mei 2012

Rumi; Iman dan Amal



Tuhan telah memasang tangga di hadapan kita: kita harus mendakinya, setahap demi setahap.

Engkau memiliki kaki: mengapa dibiarkan lumpuh?
Engkau memiliki tangan: mengapa jemarinya tak kau pergunakan untuk menggenggam?

Kehendakmu yang bebas adalah untuk upaya mensyukuri Tuhan atas karunia-Nya; kepasrahanmu yang apatis adalah mencampakkan karunia itu.

Bersyukur karena mampu memilih tindakan akan menambah kesyukuranmu pada-Nya; Kaum Jabariah mencampakkan apa yang telah Tuhan anugerahkan.

Para perampok mengintai di tengah perjalanan: jangan tidur hingga kau lihat gapura dan pintu gerbang!

Apabila kau hendak bertawakkal, bertawakkallah pada-Nya dengan amal! Tebarkan benih, lalu serahkanlah pada Yang Maha Kuasa!

-- Jalaluddin Rumi, Masnavi I. 929; dari buku Nicholson, Reynold A. Jalaluddin Rumi: Ajaran dan Pengalaman Sufi. Juni 2005: Pustaka Firdaus. hal. 44.

Rabu, 16 Mei 2012

Rumi; Kembali Kepada Allah


Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.

Begitulah caranya!

Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!

Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
karena Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata uang palsumu!

Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.

Begitulah caranya!

Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayolah datang, dan datanglah lagi!

Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu,
kerana Akulah jalan itu.”

Mutiara Ali


“Wahai 'Ali! Karena manusia mencoba untuk mendekati Penciptanya melalui segala bentuk ketakwaan, bawalah dirimu mendekatiNya melalui seluruh kecerdasan, sehingga kau akan tiba Di Sana sebelum mereka semua.”
-- Nabi Muhammad SAW berkata kepada 'Ali bin Abi Thalib

“Ingatlah bahwa penampilan pertamamu di muka bumi ini diawali dengan kebodohan dan ketidaktahuan, kemudian secara bertahap engkau memperoleh pengetahuan. Ada banyak hal di dunia ini yang berada di luar pengetahuan dan pemahamanmu, yang membingungkan dan mengejutkanmu, dan yang tentang engkau tak mengerti "mengapa" dan "bagaimana", serta hal-hal yang tidak dan tidak akan dapat kau ketahui, juga hal-hal yang tidak dapat kau duga dan kau prediksi. Jika ada yang tidak kau pahami, janganlah kamu langsung menolaknya. Ingatlah selalu bahwa ketidak mengertianmu disebabkan oleh prasangka burukmu, buramnya hatimu, kurangnya pengetahuanmu atau kebodohanmu.”
-- Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib

“Janganlah kesulitanmu memenuhi hatimu dengan kegelisahan. Ketahuilah hanya di malam yang paling kelam justru bintang-bintang bersinar lebih terang.”
-- Sayyidina Ali Bin Abi Thalib