“Sebenarnya cinta Tuhan itu menerangi kalbu dan menjadikan pecinta terjaga sepanjang malam, tanpa tidur dan makan.
Wahai kawan, jika kau seorang pecinta maka jadilah seperti lilin. Larut di sepanjang malam, membara dalam kesenangan hingga pagi datang.
Dia yang bagaikan cuaca beku di musim panas, bukanlah seorang pecinta. Di tengah-tengah musim panas, kalbu seorang pecinta membakar musim gugur.
Wahai kawan, jika engkau memendam cinta yang ingin kau nyatakan, maka teriaklah seperti seorang pecinta! Teriaklah! Teriaklah!
Tapi, jika kau terbelenggu oleh nafsu, jangan menyatakan sesuatu pun pada Cinta. Masuki kembali jalan ruhani dan bakarlah belenggu-belenggu!
Oh..manusia yang sederhana, bagaimana mungkin seorang pecinta menyatu dengan nafsu? Bagaimana mungkin Isa makan melalui cara yang sama dengan keledainya?”
-- Jalaluddin Rumi, dalam Diwan-i Syams-i Tabriz
Alloh Maha Cemburu dan Alloh tidak mau diduakan, itu sudah menjadi sifat Alloh, yang selalu Alloh jaga eksistensinya. Dan bila engkau menyatakan diri untuk berjalan meraih cinta Alloh, maka semua pandanganmu, segenap rasa dan perasaanmu akan tercurah kepada Alloh. Bila engkau berpaling pada cinta yang lain (setelah engkau nyatakan cinta kepada Alloh), maka Alloh akan mengambil paksa cinta-cinta yang lain yang mengitari dirimu, cinta pada kariermu, anak-anakmu, kekasihmu, cita-citamu, keluargamu, sahabatmu bahkan cinta pada dirimu sendiri, dengan cara Alloh, dengan cara dipisahkan, dijauhkan atau ditinggal pergi untuk selamanya. Semua itu cara Alloh, agar cinta engkau hanya untuk Dia, bukan untuk selain Dia.
Bila engkau berniat mencintai Dia, maka tinggalkan cinta yang lain selain mencintai-Nya, sebelum Alloh ambil paksa hak-Nya dengan jalan memisahkan engkau dengan segala sesuatu yang kau cintai, maka hal itu akan jauh lebih menyakitkan, dan pedih berkepanjangan bila engkau tak ada kesadaran di dalamnya.
Bila engkau menyatakan cinta kepada-Nya, maka Alloh akan utus syaitan untuk menguji kadar cintamu kepada-Nya. Syetan itu menggoda kita darl samping kanan kiri, dari belakang dan depan, dari atas dan bawah. Dari samping Ibu/Bapak kita, teman dan sahabat kita dari atas dan bawah, anak istri/suami dari depan dan belakang.. Syetan itu bisa masuk pada diri mereka semua, orang-orang yang terdekat dan yang paling kita cinta, untuk meragukan segala niat untuk menuju cinta kepada Alloh. Hal ini adalah pintu utama yang harus di lewati bagi para pecinta-Nya (kekasih-Nya), bila pintu pertama ini lulus dengan baik, maka pintu-pintu berikutnya akan mudah untuk dilalui..
Masihkah engkau manyatakan diri mencintai Alloh, bila cintamu pada Alloh, kau nomer sekiankan..!?
Haruskah engkau mengeluh & mengaduh, bila segala cinta itu Alloh ambil dengan paksa darimu, dan Alloh ganti dengan cinta yang hakiki, yaitu cinta kasih-Nya, yang merupakan sumber dari segala cinta..
Ilahi anta maksudi waridhaka madzlubi attiny mahabbataka wama'rifataka, Aamiin...