“Dimensi Lain; Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan, tetapi dalam
jenis yang berbeda. Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda. Ini tampak
nyata, hanya untuk orang yang berbudi halus -- mereka yang tidak tertipu oleh
kesempurnaan dunia yang semu.”
-- Jalaluddin Rumi
Setiap atom tersusun dari sebuah inti dan sejumlah elektron
yang bergerak mengikuti kulit orbital pada jarak yang sangat jauh dari inti. Di
dalam inti atom terdapat partikel lain yang disebut proton dan netron dengan
jumlah sesuai dengan sifat-sifat atom tersebut. Susunan dan rangkaian atom
terjadi berkat adanya gaya nuklir kuat, yaitu gaya dasar di alam semesta yang
paling kuat. Menjaga kuark (materi lebih kecil dari inti atom) agar tetap
terikat di dalam proton dan neutron, dan juga agar proton dan neutron tetap
berada di dalam inti atom.
Jika atom diperbesar hingga sebesar planet bumi, inti atom
besarnya tak lebih besar dari bola golf. Bayangkan, elektron terdekat yang
mengitarinya adalah sama dengan mengelilingi permukaan planet Bumi. Satu fakta
terkuak: bagian terbesar pembentuk atom adalah ruang kosong. Ternyata
99,999999999999 % dari sebuah atom adalah ruang kosong. Lalu bagaimana dengan
intinya?
Para ahli telah menemukan bahwa 95 % dari inti atom juga
merupakan ruang kosong. Dan jika inti atom dipecah lagi hasilnya ruang kosong
juga mengisi jarak antara kuark. Lalu jika kuark kita pecah lagi, intinya
adalah ruang kosong yang adalah suatu energi. Ketika semua wujud materi kita
lihat dalam ukuran ini, kita tak melihat apapun kecuali hanya serpihan gelombang
yang dipecah dalam satuan Quantum.
Dengan demikian materi tidaklah sematerial kenyataannya.
Materi bukan sesuatu yang berujud nyata. Materi hanyalah gelombang penampakan
konstan.
Karena tubuh manusia adalah bagian dari dunia materi, maka
wujud manusia itu sendiri tidak sematerial (sepadat) yang kita kira. Terdapat
terlalu banyak ruang kosong yang membentuk materi sosok manusia.
Begitu pula segala sesuatu yang ada di bumi dan seluruh
jagad raya. Fisika Quantum membuktikan bahwa dunia adalah variasi dari berbagai
spektrum gelombang yang nampak. Lebih tepatnya, sengaja dinampakkan, kepada
kita. Manusia berinteraksi dengan manusia lainnya, dan dengan segala sesuatu di
dalam yang kita sebut kehidupan adalah dalam tataran penampakan.
Siapakah kita?
Dan siapakah yang telah menampakkannya kepada kita?
“Innanii Ana Allahu laa ilaha ilaa Anaa faa'budnii
wa-aqimish-shalaata lidzikrii - Sungguh, Aku ini Alloh, tidak ada tuhan yang
berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk
mengingat Aku.”
{QS. Thaha, 20:14}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar