Kalian yang tak memiliki Cinta, adalah ini sah bagi kalian: tidurlah terus; enyahlah, karena Cinta dan kepedihan Cinta itu teruntuk bagi kami—tidurlah terus.
Kami telah menjadi debu matahari duka bagi Yang Tercinta: kalian yang tak pernah merasakan timbulnya gairah ini di hati—tidurlah terus.
Dalam mencari persatuan dengan Dia yang tak putus-putusnya kami bergegas bagai sungai; kalian yang tak pernah dirisau kepedihan oleh pertanyaan
“Di manakah Dia?”—tidurlah terus.
Jalan Cinta berada di luar dua puluh tujuh tarekat; karena cinta dan lakumu hanya tipuan dan kemunafikan semata, tidurlah terus.
Piala fajarnya ialah terang surya bagi kami, remang samarnya ialah santapan petang bagi kami; kalian yang hanya mendambakan pangan dan inginkan makanan, tidurlah terus.
Dalam mencari zat mukjizat kami luluh bagai tembaga; kalian, dengan zat mukjizat kalian yang hanya berupa bantal dan kawan seranjang, tidurlah terus.
Bagai pemabuk kalian jatuh dan bangun di mana-mana, karena malam telah berlalu dan kini tiba saatnya buat berdoa; tidurlah terus.
Karena nasib telah menghalang tidur bagiku, wahai orang muda, pergilah; karena tidur telah lewat bagimu, maka kau pun dapat menebusnya kini; tidurlah terus.
Kami telah jatuh ke tangan Cinta—apa yang akan diperbuat Cinta? Karena kalian ada di tangan kalian sendiri, maka pindahlah ke tangan kanan kalian—tidurlah terus.
Aku si peminum darah; kau si pelahap pangan; karena pangan sudah tentu menghendaki tidur, maka tidurlah terus.
Aku tak lagi mengharapkan pikiran dan pertimbanganku; kau mengharapkan pikiran yang segar dan bersari buah—tidurlah terus.
Telah kurobek pakaian ucapan dan kubuang segala kata; kau yang tak telanjang, memiliki jubah—tidurlah terus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar