Sabtu, 30 November 2013

Gnothi Seauthon!

“Gnothi Seauthon - Kenaliah dirimu!”
-- Socrates


Di Yunani, sejak abad VI S.M., terkenal sebuah tempat pemujaan Apollo di Delphi. Ke tempat itulah raja-raja dan rakyat banyak meminta nasihat. Seorang pendeta wanita duduk di atas kursi yang dipenuhi asap dari sajian pemujaan. Dalam keadaan trance (fana), ia menjawab pertanyaan-pertanyaan pengunjung dari masalah kontes lagu hingga urusan agama dan politik.


Ketika penjahat-penjahat di koloni Locri meminta nasihat bagaimana mengatasi kekacauan, orakel Delphi menjawab: “Buatlah hukum bagimu”. Ketika orang-orang bertanya siapa manusia paling bijak, dewa Apollo melalui mulut pendeta Delphi menjawab : “ Socrates”.


Di pintu gerbang tempat pemujaan tersebut tertulis sebuah motto yang terkenal : “Gnothi Seauthon!” (Kenalilah dirimu!). Motto ini mengusik para filsuf untuk mencoba memahami dirinya sehingga –kabarnya- dari motto inilah yang mendorong berkembangnya filsafat di Yunani yang melahirkan manusia-manusia seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain.


Mengenal diri sendiri memang begitu penting. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang jadi tahu tentang kelemahan dan kekuatannya. “Mengenal diri sendiri harus dilakukan sebelum berusaha mengenal teman dan lawan”, begitu kata seorang panglima perang terkenal bernama Sun Tzu. Bahkan lebih dari itu, dalam hadist Qudshi dikatakan: “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya - Man ‘Arafa Nafsahu, Faqad ‘Arafa Rabbahu”.

Lantas, bagaimana cara mengenal diri sendiri? Tafakurlah/Merenunglah. Sediakan waktu untuk mencermati dan berpikir tentang diri sendiri.

Didalam Al-Qur'an yang tersurat sendiri pun kita sebenarnya telah diberi petunjuk untuk mengenali diri. Dikatakatan dalam surat Al-Alaq, 96 ayat 1-5:


“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Dan tidaklah Nabi Muhammad SAW disuruh membaca Al-Qur'an pertama kali oleh Malaikat Jibril kecuali membacai Al-Qur'an dalam diri Nabi Muhammad sendiri.

QS. Al-Alaq: 1-2, ayat pertama memerintahkan Muhammad membaca, "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan", maka pada ayat berikutnya "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah" memerintakan Muhammad untuk mengetahui asal-usul kejadian manusia, hal ini mengisyaratkan agar Nabi Muhammad membaca Al-Qur'an yang ada didalam dirinya..

Dalam meniti jalan untuk menuju Alloh, harus belajar lalu mengetahui, meyakini lalu mengamalkan, sampai pada akhirnya bisa "me-rasa-kan" akan kehadiran Nur Muhammad (Cahaya yg Terpuji), yang merupakan asal kejadian diri dari segala Ruh (Abu Arawah) dan asal kejadian diri dari segala sesuatu. Dan karena Nur Muhammad inilah Alloh menciptakan segala sesuatu.

Nur Muhammad yang dimaksud disini bukanlah Nabi yang lahir di kota Makkah, tapi adalah cahaya yang disebut Nur Muhammad. Nur Muhammad adalah wasilah (penghubung atau penyambung), tanpa adanya dan melalui Nur Muhammad, maka mustahil ruhani seseorang akan tersambung kepada-Nya. Di sadari atau tidak, di yakini atau tidak, itulah hakikat sesungguhnya.


Segala keindahan dan segala kelembutan akhlaq adalah bersumber dari Nur Muhammad yang bersumber langsung dari Keindahan Alloh (sifat Jamal- Nya). Bilakah kau menuju Alloh, sedangkan kau sendiri tidak tahu siapa pembimbing-mu, dan bahkan kau tidak yakin dengan keberadaan Nur Muhammad sebagai pembimbing rohani-mu, lalu siapa pembimbing rohani-mu dan lalu siapa yang kau temui dalam perjalanan rohani-mu?!

Pelajarilah kitab Tauhid dan carilah guru Mursid*, bahkan tujuh kitab dan tujuh guru. Buktikan apakah bacaan ini membawa dirimu kedalam kegelapan atau membimbingmu ke jalan yang terang menuju Tuhanmu. Belajarlah dengan sempurna, maka perjalanan rohanimu juga akan sempurna..! Dengan penuh rasa cinta...

*Guru Murshid ialah seorang Arifin Billah yang mengajarkan ilmu tentang ke-Esaan Alloh, diantaranya bercirikan memahami betul ilmu Tauhid, zuhud terhadap kehidupan dunia, ahli berbelas kasihan pada makluk Alloh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar