Rabu, 05 Maret 2014

Dzikrullah




*MAJELIS CINTA DZIKIR

Diriwayatkan bahwa suatu ketika Nabi Musa a.s. bertanya kepada Alloh SWT, “Tuhanku, apakah balasannya bagi orang-orang yang dzikir kepada-Mu dengan lisan dan hatinya?”

Alloh Swt. berfirman: “Wahai Musa, Aku akan melindunginya di Hari Kiamat dengan naungan 'Arsy, dan Aku akan menjadikannya di bawah kekuasaan-Ku.”

Nabi Musa a.s. bertanya lagi, “Tuhanku, siapakah hamba-Mu yang paling merugi?”

Alloh SWT berfirman, “Orang yang tidak mengambil manfaat dari petuah dan orang yang tidak dzikir kepada-Ku sewaktu sendirian.”

Dzikir merupakan cara yang paling efektif untuk berdialog dengan Alloh SWT dan membuat hamba-Nya mampu secara aktif berpartisipasi dalam komunikasi dengan Alloh SWT. Tentu saja kondisi spiritual dari pikiran atau hati setiap orang akan berbeda dalam menerimanya, tergantung dari kemajuan spiritual yang dialaminya. Secara umum dzikir akan selalu melahirkan sifat al-murâqabah (perasaan selalu diawasi oleh Alloh) sehingga akan memasukkan pelakunya ke pintu al-Ihsan. Orang-orang yang lalai tentu tidak akan sampai ke derajat al-Ihsan. Dzikir juga akan melahirkan al-inabah (dorongan jiwa ingin selalu kembali kepada Alloh) sehingga hanya Alloh-lah yang ditakuti, dan tempat kembali serta berlindung.

Jadi sangat na’if jika masih ada orang yang gemar membid’ahkan kegiatan dzikir. Bagaimana mereka memandang Hadis yang diriwayatkan oleh ‘Amr bin ‘Anbasah r.a. ini. Beliau berkata Rasulullah SAW bersabda, “Di sebelah kanan Tuhan yang Maha Rahmân, begitu juga di hadapan-Nya, ada sekelompok manusia yang bukan para nabi dan bukan para syuhada. Sinar wajah mereka menyilaukan siapa saja yang melihatnya, sehingga para nabi dan para syuhada merasa iri atas kedudukan mereka dan dekatnya mereka di hadirat Alloh Azza wa Jalla.”

Rasulullah SAW ditanya, “Siapakah mereka itu ya Rasulullah?”

Rasulullah Saw. menjawab, ”Mereka adalah sekumpulan manusia dari berbagai kabillah yang berkumpul untuk melakukan dzikir kepada Alloh. Mereka memelihara ucapan-ucapan yang baik seperti halnya orang yang makan kurma menjaga dan memilih hanya kurma-kurma yang baik,”
(HR Thabrani).

Abdullah bin Busr r.a. mengatakan, “Sesungguhnya ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Ya Rasulullah, perintah dalam syariat Islam ini banyak. Baritahukanlah kepada kami sesuatu yang dapat kami jadikan amalan dan kesibukan.”

Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian senantiasa membasahi lidahmu dengan dzikrullâh.”

Maka, mari nikmati hidangan hidayah Alloh dengan berdzikir. Mari kita masuki taman-taman surga dengan berdzikir. Ibnu Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya di dunia ada surga. Barangsiapa tidak masuk ke dalam surga itu, ia tidak akan masuk ke dalam surga Akhirat.” Ibnu Taimiyyah ditanya, “Apakah yang dimaksud dengan surga dunia itu?” Beliau menjawab, “Majelis-majelis dzikir.”

Pendapat ini didasarkan pada Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, yang bertanya kepada Rasulullah SAW. Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah ghanimah majelis-majelis dzikir?”
Rasulullah SAW menjawab, ”Ghanimah majelis dzikir adalah surga.” (HR Ahmad).


*FAIDAH ZIKIR BAGI MANUSIA

• Zikir akan mendatangkan sesuatu yang paling mulia dan paling agung yang dengan itu kalbu manusia menjadi hidup seperti hidupnya tanaman karena hujan.

• Zikir adalah makanan rohani sebagaimana nutrisi adalah makanan tubuh. Ia juga merupakan perangkat yang membuat kalbu bersih dari karat berupa lalai mengikuti hawa nafsu.

• Menjadi lampu penerang bagi pikiran yang memberi petunjuk dalam kegelapan.

• Bumi akan menjadi saksi atas orang yang berzikir sebagaimana ia menjadi saksi atas orang-orang yang bermaksiat dan orang-orang yang taat.

• Zikir bisa mengangkat derajat hamba pada kedudukan yang paling tinggi.

• Orang yang berzikir akan tetap hidup walaupun sudah mati. Sebaliknya, orang yang lalai walaupun masih hidup sebetulnya ia tergolong mati.

• Zikir menghilangkan rasa dahaga di saat kematian tiba sekaligus memberikan rasa aman dari segala kecemasan.

• Pezikir yang berada di tengah-tengah orang lalai seperti rumah gelap yang di dalamnya ada lampu. Orang lalai seperti malam gelap gulita yang tak pernah sampai ke pagi.

• Pezikir yang terlalaikan oleh sesesuatu bisa mendapatkan hukuman. Hal ini sama seperti orang yang duduk bersama raja tanpa adab.

• Sesaat saja menghadirkan kalbu dalam zikir, akan melindungi diri dari maksiat. Walaupun perlindungan tersebut sedikit, namun mempunyai manfaat yang sangat besar.

-- Ibnu Atha’illah As-Sakandari dalam Miftahu Al-Falah wa Mishbahu Al-Arwah.

Semua faidah berdzikir dalam kitab ini mencapai 68 macam. Ini hanya beberapa dari faidahnya saja. Mari kita manfaatkan waktu kita untuk berdzikir, kapan pun dan dimana pun.

Dialah Yang Maha Hidup dan terus mengurus makhluk
Keagungan dan kebesaran adalah pakaian-Nya
Dia memberi kekayaan, kecukupan, dan penerangan lewat cahaya-Nya

Seluruh alam, angkasa, langit dan bumi-Nya
Semua bersinar dengan cahaya keindahan-Nya
Karunia terwujud dengan jalan petunjuk-Nya

Alloh….Alloh…Alloh…

Yang Maha Agung menganugerahkan kepada kita
Kekuatan yang dengannya Alloh mengantar kita kepada pengetahuan

-- Ibnu Atha’illah dalam Al-Qashd Al-Mujarrad fi Ma’arifat Al-Ism Al-Mufrad


Syeikh Hisyam Kabbani mengatakan: “Zikrullah adalah sebab yang membuat para malaikat berdoa agar kalian dikaruniai tajali Sakiinah Alloh, untuk merasakan kedamaian itu di dalam kalbu. Itulah sebabnya disarankan oleh banyak Syuyukh bahwa ketika kalian sedang melakukan awrad, tutupi diri kalian dengan kain putih dan memakai busana berwarna putih, dan `imaamah putih atau peci putih, sementara yang wanita dapat memakai kerudung putih, tutupi diri kalian dan lakukan zikrullah.”

"Mereka" yang selalu berdzikir (mengingat Alloh), tiada merasa tertimpa masalah dan musibah, sebab rasa cinta yang begitu besar (Mahabbah), mereka merasa apa yang sekarang terjadi dan menimpa dirinya adalah yang terbaik bagi baginya, karena sudah ketentuan dari Tuhan-Nya, dan Tuhan menghendaki ini terjadi pada dirinya. Maka ini adalah sebaik-baik keadaan yang harus terjadi, dan itu yang terbaik baginya dari ketentuan Tuhan-Nya. Hanya dengan rasa cinta kepada Alloh, yang mampu mengubah rasa duka, gelisah dan kesempitan, menjadi suka, tengan dan lapang.

Cinta yang mengubah segala keadaan menjadi satu kesempatan untuk semakin mencintai-Nya, dengan menjadikan setiap keadaan menjadi jalan untuk semakin mencintai dan mendekat kepada Alloh.

Biar dia duduk berpikir seperti tukang duduk mengukir kalau tak tahu artinya DZIKIR hanyutlah amal seperti air.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar