Rabu, 05 Maret 2014

Mengingat Alloh



Dari Zaid bin Haritsah –maula NabiShallallahu 'Alaihi Wasallam- berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Siapa yang membaca Asataghfirullaah Laa Ilaaha Illaa Huwal Hayyal Qayyuma wa Atuubu Ilaihi maka akan diampuni dosanya walaupun ia pernah lari dari medan perang.”
(HR. Abu Dawud, Al-Tirmidzi, al-Thabrani, Al-Hakim dan Ibnu Abi Syaibah. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullahdi Shahih Abi Dawud dan Shahih al-Tirmidzi)

Terdapat tambahan dalam sebagian riwayat –seperti dalam Sunan Al-Tirmidzi & al-Hakim-, “Astaghfirullah Al-‘Adzim”.

“Asataghfirullaah Laa Ilaaha Illaa HuwalHayyal Qayyuma wa Atuubu Ilaihi - Aku mohon ampun dan bertaubat kepada Allah yang tiada tuhan (berhak disembah) kecuali hanya Dia, Dzat Maha hidup kekal dan berdiri sendiri.”

Salah satu kekuatan yang dapat menolong kita dalam melakukan peperangan antara kebaikan dan keburukan yang terjadi di dalam diri kita, adalah “mengingat Allah” dengan lisan dan hati. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).”
(QS. Al-Ankabut : 4)

Kata-kata“Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain)”menjadi bukti bahwa zikir (mengingat Allah) itu mencakup shalat, zakat, haji, amar makruf dan semuanya, dilakukan semata-mata untuk mengingat Allah.

“Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
(QS. Thaha : 41)

Artinya, tidak ada Tuhan yang memberikan pengaruh di alam wujud kecuali Aku, dan wajib atas kamu beribadah kepada-Ku, dengan tujuan mengingat Aku, yang merupakan sebesar-besarnya kewajiban.

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk), dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.”
 (QS.Al-Muzammil: 5-8)

Ini berarti, zikir (mengingat Alloh) lebih tinggi daripada perkataan berat yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya Al-Musthafa SAW. Terkadang zikir dilakukan dengan hati atau dengan lisan, dan terkadang disertai dengan kekhusyukan dan terkadang juga tidak.

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”
(QS. Al-Ahzab : 41)

Kita harus berzikir kepada Alloh dengan zikir sebanyak-banyaknya, dan dilakukan dalam setiap keadaan, serta dengan segala cara yang layak. Di samping itu Anda juga harus bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa Al-Quran Al-Karim sangat menekankan sekali kewajiban terbesar ini, dan kita harus melaksanakannya sehingga kita dapat memperoleh pertolongan dari Allaoh SWT dalam mempermudah – setidak-tidaknya – urusan-urusan dunia kita, dan Dia akan memberi ganjaran kepada orang-orang yang senantiasa berzikir kepada-Nya di alam akhirat. Karena perintah Alloh SWT senantiasa dibarengi dengan pahala dan ganjaran.

Barangsiapa ingin bisa mengalahkan hawa nafsunya, maka dia harus memilih sebuah zikir dan mengucapkannya sehari-hari, dan pada setiap saat tidak ada satu pun waktu yang berlalu tanpa berzikir kepada Alloh. Sebagian orang memilih zikir yang berbunyi La Ilaha Illallah (tiada Tuhan kecuali Alloh), dan mengulang-ulanginya di dalam setiap kesempatan. Sebagian yang lain ada yang memilih kata-kata La Hawla wa La Quwwata Illa Billahil ‘Aliyyil ‘Azhim (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan kekuatan Alloh yang Mahatinggi dan Mahaagung). Sebagian orang lagi mengulang suatu ayat Al-Quran Al-Karim, dan begitu seterusnya. Perlu kita ketahui bahwa zikir-zikir ini menutup pintu bagi setan, baik setan dari jenis jin maupun dari jenis manusia. Dan zikir-zikir ini juga mengeluarkan penzikir dari keadaan was-was, penuh ragu, gelisah dan pikiran-pikiran yang meresahkan, yang biasa menimpa manusia di dalam kehidupan dunia yang hina ini. Seutama-utamanya zikir adalah ucapan kalimat La Ilaha Illallah, karena kata “Alloh” adalah berarti “Zat” yang mana seluruh makhluk menghambakan diri kepada-Nya tatkala mereka mempunyai kebutuhan dan menghadapi kesulitan, pada saat mereka telah putus pengharapan dari segala sesuatu selain-Nya.

Seorang manusia dapat memanfaatkan waktu ketika dia menempuh perjalanan dari rumah ke tempat kerja dengan mengucapkan salah satu bentuk zikir tadi atau semacamnya. Karena, riwayat-riwayat menyebutkan, bisa saja seorang pemuda keluar dari rumahnya menuju tempat pekerjaannya dalam keadaan taat beragama, namun kemudian pada sore harinya ketika dia kembali ke rumah dia dalam keadaan kafir. Inilah yang terjadi pada banyak pemuda, yang disebabkan mereka mendengar hal-hal syubhat yang berlabel kebenaran, padahal sesungguhnya itu tidak lain semata-mata kebatilan, sehingga dengan begitu agamanya menjadi guncang. Kelemahan akidahnya dan keminiman ilmunya juga mendorong kepada hal itu. Dan yang demikian itu tidak mendatangkan kerugian sedikit pun kepada Alloh.

Seorang teman yang buruk dapat menyelewengkan sahabatnya kepada jalan yang tidak terpuji. Pada bulan Ramadhan, seorang teman yang jahat bisa saja menarik sahabatnya untuk berbuka puasa di siang hari, atau melakukan perbuatan-perbuatan dosa besar lainnya. Oleh karena itu, saya mengingatkan kepada diri saya dan juga kepada para pembaca yang mulia tentang perlunya menjauhi bisikan-bisikan yang terkadang dibisikkan oleh seorang teman yang jahat, meskipun pada dasarnya kita merasa cukup dari bisikan-bisikan itu dengan adanya zikir yang Allah anugrahkan kepada kita, dan menjadikannya sebagai hadiah terbesar bagi hamba-hamba-Nya yang berpegang teguh kepada ajaran-Nya.

Terkadang seseorang dengan perantaraan sebuah zikir dapat berubah menjadi seorang mukmin yang mukhlis, yang mempunyai kedudukan yang sedemikian tinggi sehingga menyamai kedudukan malaikat yang ada di langit dan yang ada di bumi. Kalimat La Ilaha Illallah yang keluar dari mulut yang ikhlas semata-mata karena Allah, dapat berubah menjadi sebuah gunung yang tinggi dan kokoh. Zikir mempunyai rasa dan kedudukan yang khas. Karena, zikir mempunyai andil dalam merubah pikiran, hati dan amal perbuatan menjadi baik.

Zikir ada dua macam :Pertama, zikir dengan lisan, dan Kedua, zikir dengan hati.

Para pakar ilmu jiwa menyebutkan begitu besarnya pengaruh zikir lisan kepada jiwa manusia. Zikir lisan masuk ke dalam hati melalui talqin (pendiktean ucapan lisan), dan ini merupakan salah satu macamnya. Ucapan zikir La Ilaha Illallah sebanyak seribu kali, bisa saja Anda ucapkan dan Anda baca secara berulang-ulang tanpa memahami maknanya, namun secara tiba-tiba Anda dapat merasakan pengaruhnya di dalam hati Anda. Yang demikian itu dapat kita umpamakan seperti api dan batu bara. Batu bara yang diletakkan di tengah-tengah api, tidak bisa terbakar kecuali sedikit demi sedikit, untuk kemudian secara tiba-tiba batu bara itu menyala dan berubah seluruhnya menjadi api.

Jika Anda diperintahkan untuk membaca Al-Quran sementara Anda berada pada waktu-waktu luang Anda di sekolah, di kampus atau waktu-waktu luang Anda yang lain, maka janganlah Anda malas, dan kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada Anda, karena selang beberapa waktu setelah sebagian kalimat-kalimat Al-Quran tertanam di hati Anda, niscaya Anda akan dapat menyaksikan pengaruh bacaan Al-Quran ke dalam hati Anda.

Barangsiapa yang Al-Quran tertanam kokoh di hatinya, maka pasti dia akan sampai kepada keridhaan Allah SWT. Demikian juga halnya dengan tasbih Az-Zahra, yang dibaca setiap selesai shalat fardhu. Yaitu tasbih yang terdiri dari bacaan Allahu Akbar sebanyak 34 kali, bacaan Alhamdulillah sebanyak 33 kali dan bacaan Subhanallah sebanyak 33 kali. Mungkin Anda tidak meyakini pentingnya bacaan Allahu Akbar sebanyak 33 kali, namun pengalaman membuktikan pentingnya bacaan ini dan pengaruhnya ke dalam hati seorang Muslim.

Kata-kata yang diucapkan dapat memberikan pengaruh negatif atau pun pengaruh positif kepada hati. Terkadang kata-kata itu menyebabkan hati menjadi keras atau pun sebaliknya. Demikian juga halnya dengan zikir. Zikir memberikan pengaruh kepada hati manusia. Dia memasukkan cahaya ke dalam hati. Islam memberikan perhatian yang khusus kepadazikir lafzhi, melebihi perhatian yang diberikan Islam kepada kewajiban-kewajiban yang lain. Yang demikian itu dilakukan adalah senantiasa mengingatkan hati kepada Allah Yang Mahamulia dan Mahakuasa.

Betapa indah kata-kata Al-Quran yang berbunyi,
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah.”
 (QS. An-Nur : 37).

Ayat ini menerangkan kepada kita mengenai pentingnya zikir dan pengaruhnya yang hebat kepada jiwa manusia, untuk bisa sampai ke tempat yang diridhai oleh Alloh SWT.

Seorang pezikir dapat sampai kepada suatu keadaan di mana segala sesuatu di dalam hidupnya adalah zikir kepada Alloh. Sedang berada di rumah dia ingat Alloh, dan begitu juga ketika sedang pergi ke tempat kerja. Ketika tengah makan, makanan yang dimakannya mengingatkannya kepada nikmat Alloh SWT yang lain. Bahkan terkadang seorang manusia sampai kepada tingkatan yang lebih tinggi lagi, yaitu di mana dia mengingat Kekasihnya Alloh SWT hingga di dalam tidurnya.

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”
(QS. Ar-Ra’d : 28)

Kata ala (ingatlah) di dalam ayat ini adalah untuk penegasan, begitu juga bentuk jar majrur yang datang sesudahnya, sehingga ayat ini kira-kira berbunyi, “Tidak diragukan bahwa mengingat Allah itu menentramkan hati, sehingga tidak ada itu yang namanya keresahan dan kegelisahan.”

Aku arahklan pandanganku ke padang pasir, maka aku pun melihat Engkau
Aku selami kedalaman lautan, dan aku pun melihat Engkau
Setiap kali aku melihat gunung, daratan dan lembah
Maka aku pun tahu bahwa semuanya itu
Sebagai petunjuk akan keindahan Wajah-Mu.

“Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar.”
 (QS. Fushshilat : 53)

Di dalam ayat tersebut juga terdapat penekanan. Dengan penekanan ini Allah SWT hendak menjelaskan bahwa penyebutan ayat-ayat yang tentang ufuk ini adalah supaya manusia memahami alam mikro, dan supaya manusia mengetahui bahwa tidak ada penolong atau pun pencipta selain dari Allah SWT. Seorang yang pandai, mengetahui betul bahwa untuk bisa melihat Alloh SWT di ufuk dan di dalam diri kita sendiri, tidak mungkin dapat dilakukan kecuali dengan zikir lafzhi (zikir dengan ucapan). Oleh karena itu, kita harus mengarahkan pandangan kita dan memperhatikan ayat-ayat Allah yang tidak terhitung jumlahnya, supaya kita mengetahui bahwa keberadaan ayat-ayat Allah ini menjadi petunjuk bagi keberadaan penciptanya.

Ya Alloh, berikanlah kekuatan kepada kami untuk bisa berzikir lafzhi dan berzikir qalbi, demi hak ucapan “Tidak ada Tuhan selain Engkau”, dan sampaikanlah shalawat dan salam kepada Muhammad SAW dan keluarganya yang suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar