Alloh SWT berfirman:
“Wa quli’maluu fasayarallahu ‘amalakum wa rasuuluhu walmu’minuun - Dan katakanlah, Bekerjalah kamu, maka Alloh akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin!”
(QS. At Tawbah: 105)
1. Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
2. Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Alloh dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Alloh karena apa yang ada di sisi Alloh hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya. (HR. Abu Zar dan Al Hakim)
3. Sesungguhnya Alloh suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Alloh Azza wajalla. (HR. Ahmad)
4. Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Alloh.
(HR. Ahmad)
5. Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat, sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah- payahan dalam mencari nafkah. (HR. Ath-Thabrani)
6. Sesungguhnya Alloh Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)
7. Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak. (Mutafaq’alaih)
8.Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. (HR. Bukhari)
9.Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki.
(HR. Ath-Thabrani)
10. Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagihari terdapat barokah dan keberuntungan.
(HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)
11. Ya Alloh, berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka (bangun fajar). (HR. Ahmad)
12. Apabila dibukakan bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia melestarikannya. (HR. Al-Baihaqi)
Seseorang mungkin buru-buru keluar di pagi hari dari rumahnya untuk bekerja mencari nafkah; menghidupi kedua orangtuanya yang sudah tidak mampu bekerja, atau menafkahi anak istrinya, atau membantu kerabatnya yang miskin atau bekerja agar tidak meminta-minta atau menjadi beban bagi orang lain. Maka baginya akan dicatat berjalan di atas jalan Alloh (fii sabiilillaah) dan akan mendulang pahala yang besar di sisi Alloh ketika dia niatkan hal tersebut sebagai ibadah.
“Barangsiapa yang berusaha/bekerja untuk menafkahi kedua orang tuanya, maka terhitung fii sabiilillah. Barangsiapa yang berusaha/bekerja untuk menafkahi keluarga yang menjadi tanggungannya, maka terhitung fii sabiilillah. Dan barangsiapa yang berusaha/bekerja untuk kehormatan dirinya sendirinya (agar tidak meminta-minta),maka terhitung fii sabiilillah. Akan tetapi siapa saja yang berusaha/bekerja untuk bermegah-megahan, maka terhitung fii sabiilisy-syaithaan (di jalan syaithan)”
[Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 9/23 dan dalam Syu’abul-iimaan no. 3875, Al-Bazzaar dalam Kasyful-Astaar no. 1867, Ath-Thabaraaniydalam Al-Ausath no. 4214, dan yang lainnya; dishahihkan syaikh Al-Albaaniy dalam Ash-Shahiihah no. 2232].
Dari hasil didikan Bapak & Ibunda yang luar biasa, lahirlah anak yang hebat! Berdikari bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain tetapi dengan bekerja keras, membanting tulang. Karena sesungguhnya, KERJA ADALAH KEHORMATAN bagi setiap manusia!
*Night Shift III, CPP LAB KPC*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar