“Wasaari'uu ilaa maghfiratin min rabbikum wajannatin 'ardhuhaa alssamaawaatu waal-ardhu u'iddat lilmuttaqiina - Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
{QS. Al-Imran, 3;133}
Salah seorang sahabat bertanya; Apabila area surga seluas langit dan bumi, apakah neraka masih ada tempat? Rasulullah terdiam pada waktu itu. Kemudian turunlah ayat;
“Inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari laaayaatin li-ulii al-albaabi - Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat petunjuk bagi orang-orang yang berakal.”
{QS. Al-Imran, 3;190}
Berualang kali Allah memberikan akhiran ayat dengan "Laaayaatin li-ulii al-albaabi", ayat atau petunjuk yang hanya ditangkap oleh mereka yang berakal sempurna, yang tidak berakal sempurna tidak akan memahami, bahkan membantah.
Sesungguhnya pada diri manusia (qalbi) ada kejadian silih bergantinya malam dan siang, apabila qalbinya beriman maka surgalah ia keadaannya (diumpamakan terjadinya siang), lenyaplah nerakanya. Dan apabila hatinya berganti kafir maka nerakalah ia keadaanya (diumpamakan terjadinya malam), lenyaplah surganya.
Berualang kali Alloh menyebut malam dan siang, langit dan bumi, tidak lain untuk menerangkan qalbi (hati) manusia.
“Yuuliju allayla fii alnnahaari wayuuliju alnnahaara fii allayi wahuwa 'aliimun bidzaati alshshuduuri - Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati.”
{QS. Al-Hadiid, 57:6}
“Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik' - Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”
Sesungguhnya Alloh menciptakan surga seluas langit dan bumi, demikian juga neraka. Keduanya bergantian laksana pergantian antara malam dan siang.
Ketentuan Alloh terhadap amalan tiap orang lah yang mencerminkan komposisi waktu antara malam dan siang berbeda, ada yang malam lebih panjang dari siang, ada yang siang lebih pajang dari malam.
Hati manusia dijadikan kafir dan mukmin seperti pergantian antara malam dan siang.
Rasul bersabda:
“Sesungguhnya hati manusia berada diantara dua jari-jari Alloh. Alloh membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya.”
dan
“Sungguh hati anak Adam lebih cepat berbolak-balik dari periuk yang sedang sangat mendidih.”
Sesungguhnya Alloh SWT menjadikan tabir antara manusia dan hatinya. Tabir itulah yang mencegah seseorang dari bermusyahadah, bermuroqobah, mengenal sifat-sifat-Nya, dan juga cara berbolak-baliknya hati di antara Yang Maha Pemurah.
“Mereka telah lupa kepada Alloh, maka Alloh pun melupakan mereka.”
[QS. At-Taubah, 9:67]
Jika seseorang telah lupa kepada Tuhannya, maka Alloh pun akan lupa kepadanya, yang akhirnya mereka akan lupa kepada diri mereka sendiri.
“Seperti orang-orang yang lupa kepada Alloh, lalu Alloh menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.”
[QS. Al-Hasyr, 59:19]
Seseorang yang tidak mengenal hatinya untuk bermuroqobah kepada Alloh dan menjaganya, maka orang tersebut termasuk dalam kelompok orang diatas. Maka hendaknya sebagai seorang hamba bermunajat;
“Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab' - Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” {QS. Ali Imran, 3:8}
Al-'arif billah bishr al-haafy qaddasallahu sirrahu - Musibah yang paling besar ialah sesiapa yang telah kehilangan Alloh SWT.
“Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa 'Alaa Thaa'atik - Ya Alloh yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.”
(HR. Muslim)
Manisnya hawa nafsu yang ada dalam hati adalah penyakit yang sulit disembuhkan...tidaklah nafs syahwat itu dapat dikeluarkan dari dalam hati kecuali ada rasa takut keadaNya yang menggetarkan dada serta rasa rindu kepadaNya yang menggelisahkan...
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
{QS. Al-Anfal, 8:2}
Hati adalah "Baitullah" tempat Alloh untuk memancarkan keindahanNya pada jiwa hambaNya.
Seberapa engkau mengenal Alloh dan seberapa dalam Alloh berada dan menyata dalam hati kita, seberapa lembut perbuatan dan seberapa kadar cinta kasih kepada sesama. Bila engkau nyatakan diri mengenal Alloh, sedangkan hati dan perbuatan masih kaku dan kolot, maka sungguh pengenalanmu hanya sebatas kata-kata dan huruf semata. Apa lagi hati kita masih di isi oleh segala "keakuan dan ego" maka Alloh pun tidak pernah berada di RumahNya.
Orang bertanya kepada Rasulullah saw,
”Wahai Rasulullah! Dimanakah Alloh? Di bumi atau di langit?”
Rasulullah saw menjawab, Alloh Ta’ala berfirman:
“Tidak termuat AKU oleh bumi-Ku dan lelangit-KU dan termuat Aku oleh qalb hamba-hamba-Ku yang mu’min, yang lemah-lembut, yang tenang tenteram.”
Dalam keterangan lain dikatakan;
“Sesungguhnya semua petala langit dan bumi akan menjadi sempit untuk merangkul-Ku akan tetapi Aku mudah untuk direngkuh oleh qalb seorang mukmin.”
Berkata Wahab bin Munabbih, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, Alloh Ta’ala telah berfirman:
“Sesungguhnya semua petala langit-Ku dan bumi-Ku menjadi sempit untuk merangkul-Ku, akan tetapi Aku mudah untuk dirangkul oleh qalb hamba-Ku yang mu’min.” (HR. Ahmad)
“Di dalam hati manusia ada kesedihan dan tidak akan hilang kecuali gembira mengenali Alloh.”
-- Ibnu Qayyim Al Jauziyyah
Kebenaran.
Nabi bersabda bahwa kebenaran telah di nyatakan:
“Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah
Tidak di bumi, Langit atau singahsana
Ini kepastian wahai kekasih:
Aku tersembunyi di kalbu orang yang beriman.
Jika kau mencari Aku, carilah di kalbu-kalbu ini.”
-- Jalaluddin Rumi“Wasaari'uu ilaa maghfiratin min rabbikum wajannatin 'ardhuhaa alssamaawaatu waal-ardhu u'iddat lilmuttaqiina - Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
{QS. Al-Imran, 3;133}
Nabi saw bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.”
[HR. Bukhari-Muslim]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar