Senin, 10 Februari 2014

Tafakur II


Malam yang selalu menyemangati kala bertafakur terhadap realitas, alam semesta, keberadaan, dan segalanya sampai pada kedalaman diri. Gejala yang membuat siklus terpacu yang ter-hidden termumpuni koneksi dari penyingkapan pada sistem realitas.

Manusia diperintahkan untuk tafakur, yakni memikirkan kebesaran Alloh. Tafakur merupakan anak kunci bagi Iman, dengan tafakur menimbulkan penglihatan hati kepada Alloh. Tafakur adalah suatu jalan yang menimbulkan perasaan keindahan hati yang bertalian dengan Alloh. Tafakur sebagai pelita hati, apa bila padam maka tidak bercahaya, langsung terhijab penglihatan hati terhadap Alloh dan jadilah hatinya gelap pekat. ketika itu nafsu, syahwat dan segala kesyirikkan akan selalu meliputi. Astagfirullahal ‘adzim..

Seperti halnya rezeki, maka hikmah inipun hanya diberikan Alloh kepada orang-orang yang berusaha untuk mendapatkannya; yaitu yang mau menggunakan kemampuan AKAL dan RASA yang dimilikinya untuk bertafakur.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. berkata:
“Tiada ilmu yang lebih baik daripada hasil tafakur.”

Seorang ulama besar bernama Hasan Al-Basryi pernah berkata: “Tafakur itu seperti cermin yang dapat menunjukkan kebaikanmu dan kejelekanmu. Dengan cermin itu pula manusia dapat melihat kagungan dan kebesaran Alloh Yang Maha Tinggi. Disamping itu, dengan cermin itu pula manusia dapat melihat tanda-tanda yang diberikan Alloh, baik yang jelas maupun yang samar, sehingga akhirnya ia dapat berlaku lurus di dalam pengabdian kepadaNya.”

*Night Shift I, CPP Lab KPC*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar