Awwaluddin ma'rifatullah. Sesungguhnya, awal dari beragama
adalah mengenal Alloh. Man arafa nafsahu, faqad arafa rabbahu. Barangsiapa
mengenal diri, maka ia mengenal Alloh.
Demikianlah betapa Alloh memberi jalan termudah bagi
makhluknya, terutama manusia, untuk mengenal, merasakan kehadiran, dan
mencintai Alloh. Yaitu berangkat dari diri sendiri, dan berpulang kepada diri
sendiri.
Selain membekali Muhammad dan umatnya dengan Al Qur'an, Alloh
juga menyampaikan ayatnya melalui Hadits Qudsi. Yaitu firman Alloh yang secara
redaksional telah disampaikan Rasulullah sesuai kearifan dan kebijaksanaan
Beliau.
Dalam Hadits Qudsi, Alloh memperkenalkan diriNya dengan
sejumlah keterangan yang terang benderang dan indah. "Sesungguhnya
RahmatKu," kata Alloh," melampaui AmarahKu." Lihatlah betapa
Allaoh Rahman dan Rahiim serta Pemaaf.
Alloh juga memberi keleluasaan kepada hambaNya untuk
merenungkanNya. "Aku sesuai dengan prasangka hambaKu. Aku bersamanya
sebagaimana ia menyebut NamaKu," firman Alloh.
Alloh tak menyalahkan hamba yang ramai, tak pula yang
diam-diam. "Bila ia menyebut Aku di dalam dirinya [hatinya], maka Aku
menyebutnya di dalam DiriKu," kata Alloh,"Bila ia menyebutKu di
keramaian, maka Aku menyebutnya di khalayak yang lebih baik dari itu."
Alloh juga membesarkan hati hambaNya betapa mudah
mendekatiNya. "Bila ia sejengkal mendekatiKu, maka Aku sehasta
mendekatinya. Ia sehasta, Aku sedepa. Ia perlahan, Aku cepat."
Jalan kemanusiaan juga merupakan jalan lurus menujuNya.
"Tidakkah kau tahu," kata Alloh," jika kau membesuk seorang yang
sakit, niscaya kau menemukan Aku? Tidakkah kau tahu, jika kau memberi makan
minum seorang yang lapar dahaga, niscaya kau mendapat ganjaranKu?"
Demikian Alloh mencintai hambaNya. Masih dalam Hadits Qudsi,
Dia Berfirman,"Bila mencintai hambaNya, Alloh memberitahu Jibril --
sehingga seluruh penghuni langit pun mencintainya." Dan, sebaliknya,
"Bila membenci hambaNya, Alloh memberitahu Jibril -- sehingga seluruh
penghuni langit pun membencinya."
Sangat jelas ditetapkan dalam Hadits Qudsi bahwa bagi yang
DicintaiNya maka kecintaan di bumi pula, dan ditetapkan bagi yang DibenciNya
kebencian di bumi pula. "Barangsiapa yang memusuhi KekasihKu," kata
Alloh," maka sesungguhnya Aku menyatakan perang kepadanya."
Maha Suci Alloh. Dia pun memberikan ciri-ciri tentang siapa
yang Dia Cintai. "Tiada yang lebih Aku sukai dari hambaKu yg mendekatkan
diri padaKu selain bahwa ia melaksanakan yang Aku wajibkan." Lalu, Alloh
lanjutkan,"Dan tidaklah hambaKu yang mendekatkan diri padaKu selain bahwa
ia menjalankan sunnah, sehingga Aku mencintainya."
Dan, tiada dapat dibayangkan bagaimana jika Alloh telah
mencintai hambanya. "Bila Aku mencintainya, maka Aku menjelma pendengaran
baginya mendengar, penglihatan baginya melihat..." Dan, Alloh mengampuni
dosa-dosa meski telah setinggi langit.
Demi Alloh, dan atas nama Cinta, maka tiada alasan bagi kita
untuk menunda diri mencintai Alloh -- dan merindukan perjumpaan denganNya.
Dalam Hadits Qudsi pula ditetapkan,"Bila hambaku suka berjumpa denganKu,
maka Aku pun suka berjumpa dengannya. Bila ia tak suka, Aku pun tak suka."
Dan, yang membuncahkan kecintaan para Kekasih adalah bahwa,
"Aku siapkan bagi hambaKu yg berbakti, sesuatu yang belum pernah dilihat
mata, didengar telinga, dan tersirat hati." Maha Suci Alloh dengan segala
firmanNya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar