Minggu, 22 Desember 2013

CintaNya pada hambaNya





Awwaluddin ma'rifatullah. Sesungguhnya, awal dari beragama adalah mengenal Alloh. Man arafa nafsahu, faqad arafa rabbahu. Barangsiapa mengenal diri, maka ia mengenal Alloh.

Demikianlah betapa Alloh memberi jalan termudah bagi makhluknya, terutama manusia, untuk mengenal, merasakan kehadiran, dan mencintai Alloh. Yaitu berangkat dari diri sendiri, dan berpulang kepada diri sendiri.

Selain membekali Muhammad dan umatnya dengan Al Qur'an, Alloh juga menyampaikan ayatnya melalui Hadits Qudsi. Yaitu firman Alloh yang secara redaksional telah disampaikan Rasulullah sesuai kearifan dan kebijaksanaan Beliau.

Dalam Hadits Qudsi, Alloh memperkenalkan diriNya dengan sejumlah keterangan yang terang benderang dan indah. "Sesungguhnya RahmatKu," kata Alloh," melampaui AmarahKu." Lihatlah betapa Allaoh Rahman dan Rahiim serta Pemaaf.

Alloh juga memberi keleluasaan kepada hambaNya untuk merenungkanNya. "Aku sesuai dengan prasangka hambaKu. Aku bersamanya sebagaimana ia menyebut NamaKu," firman Alloh.

Alloh tak menyalahkan hamba yang ramai, tak pula yang diam-diam. "Bila ia menyebut Aku di dalam dirinya [hatinya], maka Aku menyebutnya di dalam DiriKu," kata Alloh,"Bila ia menyebutKu di keramaian, maka Aku menyebutnya di khalayak yang lebih baik dari itu."

Alloh juga membesarkan hati hambaNya betapa mudah mendekatiNya. "Bila ia sejengkal mendekatiKu, maka Aku sehasta mendekatinya. Ia sehasta, Aku sedepa. Ia perlahan, Aku cepat."

Jalan kemanusiaan juga merupakan jalan lurus menujuNya. "Tidakkah kau tahu," kata Alloh," jika kau membesuk seorang yang sakit, niscaya kau menemukan Aku? Tidakkah kau tahu, jika kau memberi makan minum seorang yang lapar dahaga, niscaya kau mendapat ganjaranKu?"

Demikian Alloh mencintai hambaNya. Masih dalam Hadits Qudsi, Dia Berfirman,"Bila mencintai hambaNya, Alloh memberitahu Jibril -- sehingga seluruh penghuni langit pun mencintainya." Dan, sebaliknya, "Bila membenci hambaNya, Alloh memberitahu Jibril -- sehingga seluruh penghuni langit pun membencinya."

Sangat jelas ditetapkan dalam Hadits Qudsi bahwa bagi yang DicintaiNya maka kecintaan di bumi pula, dan ditetapkan bagi yang DibenciNya kebencian di bumi pula. "Barangsiapa yang memusuhi KekasihKu," kata Alloh," maka sesungguhnya Aku menyatakan perang kepadanya."

Maha Suci Alloh. Dia pun memberikan ciri-ciri tentang siapa yang Dia Cintai. "Tiada yang lebih Aku sukai dari hambaKu yg mendekatkan diri padaKu selain bahwa ia melaksanakan yang Aku wajibkan." Lalu, Alloh lanjutkan,"Dan tidaklah hambaKu yang mendekatkan diri padaKu selain bahwa ia menjalankan sunnah, sehingga Aku mencintainya."

Dan, tiada dapat dibayangkan bagaimana jika Alloh telah mencintai hambanya. "Bila Aku mencintainya, maka Aku menjelma pendengaran baginya mendengar, penglihatan baginya melihat..." Dan, Alloh mengampuni dosa-dosa meski telah setinggi langit.

Demi Alloh, dan atas nama Cinta, maka tiada alasan bagi kita untuk menunda diri mencintai Alloh -- dan merindukan perjumpaan denganNya. Dalam Hadits Qudsi pula ditetapkan,"Bila hambaku suka berjumpa denganKu, maka Aku pun suka berjumpa dengannya. Bila ia tak suka, Aku pun tak suka."

Dan, yang membuncahkan kecintaan para Kekasih adalah bahwa, "Aku siapkan bagi hambaKu yg berbakti, sesuatu yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, dan tersirat hati." Maha Suci Alloh dengan segala firmanNya..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar