Dunia dengan sendirinya di dalam kehidupan kita serta-merta menjadi suatu kebiasaan. Tampaknya seakan-akan dalam proses pertumbuhan kita kehilangan kemampuan untuk bertanya-tanya tentang kehidupan ini.
Dan dengan berlaku demikian, kita telah kehilangan sesuatu yang sangat penting – sesuatu yang oleh para pencari jati diri diusahakan untuk dipulihkan.
Sebab di suatu tempat dalam diri kita sendiri, ada sesuatu yang mengatakan kepada kita bahwa kehidupan merupakan suatu misteri yang sangat besar.
Inilah sesuatu yang pernah kita alami, jauh sebelum kita belajar untuk memikirkan pemikiran itu. Jauh sebelum kita mengenal siapa aku....
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”
{QS. Al A'raf; 7.172}
Ruh setiap manusia sebelum dihadirkan di dunia, semuanya dalam keadaan fitrah dan dalam keadaan terpelihara serta tahu akan Robbnya namun ia belumlah mengenal akan Sejati dirinya. Dengan kemurahan kasih sayang Alloh SWT melalui ‘pandangan’ rahmat Nurun ‘alaa nuur maka dihadirkan ia (Ruh) ke alam dunia agar sempurna dalam kesempurnaanNYA dengan mengenal serta mengerti akan SEJATI DIRINYA.
Terlahirnya Manusia di alam dunia, “DIA” tanamkan di dalam Bathinnya “Mutiara Tauhid”, namun seiring waktu berjalan, tahun demi tahun sampai beberapa tahun kemudian dirinya berada dimuka bumi ini, ada yang masih tetap tersimpan “Mutiara Tauhid” itu dalam Bathinnya bahkan semakin bercahaya dan ada juga sebagian yang telah kehilangan “Mutiara Tauhid” itu dalam Bathinnya dikarenakan kelalaiannya sebagai Manusia yang “tidak mengenal diri”. Maka, sebagian ada yang mensyukuri hidup dalam kehidupannya dan sebagian lagi mengingkari hidup dalam kehidupannya.
Dan tidak ada kesia-siaan dihadirkanNYA manusia di muka bumi ini, sungguh kehadiran seluruh Manusia dikehendaki olehNYA karena Cinta KasihNYA yang tiada batasnya bahkan tak terikat oleh Ruang , Waktu dan Jarak. Sebab “DIA” menghendaki agar Manusia sebagai SirNYA benar-benar dapat sempurna dalam kesempurnaanNYA dengan mengenal dan mengerti akan SEJATI DIRINYA yang mana sewaktu di Alam Ruh sebelum ia terlahir (dihadirkan) di Alam Dunia ini tidaklah mengetahui akan JATI DIRINYA walau ia tahu akan Tuhannya. Karena itulah, kesempurnaan dirinya (ruh) dapat dicapai setelah ia terlahir/dihadirkan ke muka bumi ini.
Maka, hal ini patutlah disadari sesadar-sadarnya oleh seluruh Manusia agar benar-benar dirinya dapat menghargai hidup dalam kehidupannya sebagai Sirrullah. Siapa yang tidak mengetahui akan hal ini bahkan tak menyadari kemuliaan dirinya dihadirkan Tuhannya maka kerugian kembali kepada diri mereka sendiri. Alloh Ta'ala berfirman,
Wafii al-ardhi aayaatun lilmuuqiniina - Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi orang-orang yang yakin. Wafii anfusikum afalaa tubshiruuna[ dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
{QS. Adz Dzaariyaat, 51;20-21}
Alloh memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan ke dalam dirinya disebabkan karena di dalam diri manusia itu Alloh telah menciptakan sebuah mahligai yang mana di dalamnya Alloh telah menanamkan rahasia-Nya sebagaimana sabda Nabi di dalam Hadis Qudsi.
“Aku jadikan dalam rongga anak Adam itu mahligai dan dalam mahligai itu ada dada dan dalam dada itu ada hati (qalbu) namanya dan dalam hati (qalbu) ada mata hati (fuad) dan dalam mata hati (fuad) itu ada penutup mata hati (saghaf) dan dibalik penutup mata hati (saghaf) itu ada nur/cahaya (labban), dan di dalam nur/cahaya (labban) ada rahasia (sirr) dan di dalam rahasia (sirr) itulah Aku.”
-- Hadis Qudsi
Milikilah waktu untuk sendirian, waktu untuk menjauh dari keramaian, waktu yang digunakan untuk melakukan kontemplasi (perenungan) dan waktu untuk menikmati dan mensyukuri hidup ini. Wallahu A’lam.
Laa Hawla wa Laa Quwwata Illaa Billaahil ‘Aliyyil ‘Adzhiim……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar