Kala kita melihat sesuatu yang luar biasa (menakjubkan)
menurut kadar pemikiran kita, biasanya setelah mata melihat lantas Muncul
Alloh, sehingga mulutpun berucap Subhanallah! begitu besar Kuasa Alloh. Padahal
sesungguhnya baik di pandang oleh mata manusia, ataupun tak ada yang
memandang pun kehadiran Alloh telah mendahului sesuatu yang menakjubkan itu.
Bahkan sesungguhnya tak ada yang tak menakjubkan jika kita terlebih dulu
memandang Alloh Baru Kekuasaan-Nya...
Bumi mengeluarkan energi ke luar angkasa membentuk sabuk elektromagnetik. Sabuk ini mirip sabuk khayali. Tidak bisa disentuh tapi ada!
Khusus di daerah dekat kutub, sabuk elektromagnetik itu bisa
di lihat sebagai cahaya berwarna warni di malam hari yg selalu bergerak-gerak.
Namanya indah: Aurora!
Fenomena unik yang seringkali terjadi pada langit malam yang
gelap tiba-tiba menjadi terang benderang di belahan bumi utara terutama Alaska
dianggap sebagian orang sebagai peristiwa yang mengandung unsur-unsur
kepercayaan kuno. Fenomena ini biasa dikenal dengan ‘Aurora’. Aurora biasanya
muncul dengan warna hijau, merah, biru atau lembayung. Orang-orang kuno
menghubung-hubungkan munculnya fenomena alam itu dengan penyakit dan
peperangan. Aurora berwarna merah terang pernah dianggap sebagai “kolam darah”
para pejuang yang gugur dalam peperangan. di North Country, Inggris, aurora
dikenal sebagai “lembing terbakar”.
Sebelum revolusi perancis meletus, sebuah aurora muncul.
Penduduk Skotlandia dan Inggris mengaku mendengar suara pertempuran dan melihat
peperangan di angkasa. Pada tanggal 24 Februari 1716, berbarengan dengan
kematian James Ratcliffe, Earl Derwentwater terakhir, muncul aurora berwarna
merah terang dan bergerak cepat di langit. Sejak saat itu aurora itu dikenal
sebagai “Cahaya Lord Derwenwater” (www.tripod.lycos.com).
Orang Eskimo atau suku Inuit percaya fenomena alam yang
terkenal dengan sebutan Aurora Borealis atau Cahaya Utara itu muncul karena
para arwah sedang bermain bola–memakai tengkorak singa laut–di angkasa. Mereka
juga percaya orang yang terlalu sering menonton “pertandingan” itu akan menjadi
gila (www.tempointeraktif.com).
Terlepas dari kepercayaan kuno tersebut, sebenarnya fenomena
aurora dapat dijelaskan menurut hukum fisika. Fenomena ini merupakan peristiwa
yang umum terjadi di bumi dan planet-planet lainnya khususnya di daerah kutub
yang merupakan daerah dengan medan magnet yang kuat.
*Pengertian Aurora
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala
pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara
medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang
dipancarkan oleh matahari (angin matahari) (en.wikipedia.com).
*Penyebab Terjadinya Aurora
Aurora adalah cahaya yang tercipta di udara yang disebabkan
oleh atom-atom dan molekul yang bertumbukan dengan partikel- partikel
bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari matahari.
Partikel-partikel tersebut terlempar dari matahari dengan kecepatan lebih dari
500 mil per detik dan terhisap medan magnet bumi di sekitar kutub Utara dan
Selatan. Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul
atau atom yang berbeda. Misalnya, aurora hijau terbentuk oleh benturan partikel
elektron dengan molekul nitrogen. Aurora merah terjadi akibat benturan antara
partikel elektron dan atom oksigen (www.tripod.lycos.com). Bagian penting dari
mekanisme aurora adalah “angin matahari”, yaitu sebuah aliran partikel yang
keluar dari matahari. Angin matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di
atmosfer (Sabuk Van Allen).
Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas
yang kemudian akan bertabrakkan dengan berbagai gas. Hasilnya adalah
warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak. Tekanan listrik mengeluarkan
molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih tinggi, yang mengakibatkan
lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi tumbukkan antara
partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini hampir sama dengan nyala lampu
berpendar atau lampu neon (www.tripod.lycos.com).
*Fenomena Aurora yang Terjadi di Kutub Utara
Aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub
Selatan. Daerah kutub memiliki medan magnetik yang cukup kuat sehingga dapat
memunculkan aurora. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan
nama Aurora Borealis , yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama
Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa ia kerap dilihat
kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah
tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan
Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora
Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa (en.wikipedia.com).
*Fenomena Aurora yang Terjadi di Kutub Planet Mars dan
Saturnus
Kemunculan aurora-aurora di Mars sepanjang tahun berhasil
direkam wahana Mars Express milik badan antariksa Eropa yang kini mengorbit
planet tersebut. Tim peneliti dari Perancis berhasil mengamati sembilan aurora
di atmosfer Mars dan menyusunnya dalam satu peta. Cahaya-cahaya tersebut tampak
dengan warna antara hijau hingga ungu. Seperti halnya aurora yang terbentuk di
atsmofer Bumi, cahaya tersebut pada dasarnya ultraviolet yang terbentuk saat partikel-partikel
bermuatan listrik dari Matahari bereaksi karena pengaruh medan magnet planet
tersebut.
Seperti di planet-planet lainnya, misalnya Bumi atau
Jupiter, cahaya aurora pun terlihat di Planet Saturnus. Wahana ruang angkasa
Cassini berhasil merekam fenomena yang langka tersebut saat melintas dekat
planet raksasa tersebut.
Aurora terbentuk saat partikel-partikel bermuatan listrik
yang dipancarkan Matahari menabrak medan magnet. Saat menembus lapisan
atmosfer, perubahan muatannya menghasilkan semburat cahaya berwarna-warni.
Cahaya aurora yang direkam Cassini terjadi di atas salah
satu kutub Saturnus. Namun, aurora yang terjadi di Saturnus mengejutkan para
ilmuwan di badan antariksa AS (NASA) karena sangat luas.
Aurora ini berbeda seperti yang terjadi di Jupiter atau
Bumi. Aurora ini melingkupi wilayah yang sangat luas di sepanjang kutub.Rekaman
inframerah yang dibuat Cassini menunjukkan aurora tersebut mengalami perubahan
yang konstan. Rata-rata muncul dengan periode selama 45 menit sebelum akhirnya
hilang.
*Aurora, Bahayakah?
Aurora merupakan peristiwa yang lazim ditemui di daerah
kutub. Bahaya aurora tehadap manusia sampai saat ini belum pernah dibuktikan.
Akan tetapi fenomena ini dapat mengganggu jaringan telekomunikasi. Pengaruh
proton-proton yang bertumbukkan dengan atom di atmosfer dapat mengganggu
penerimaan radio, televisi dan telegram. Hal ini disebabkan karena saat
titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak
lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi. Sinyal tersebut justru
diteruskan ke luar angkasa. Akibatnya tidak ada sinyal yang diterima televisi,
radio atau telegram. Partikel yang bermuatan dalam angin matahari, magnetometer
dan ionosfer membawa aliran listrik berskala besar. Jika aliran ini berubah di
dekat bumi, dapat menyebabkan kerusakan peralatan listrik.
Gangguan aurora pada kawat telegraf yang paling menakjubkan
terjadi di Amerika Serikat. Sebuah aurora fantastis yang terjadi pada bulan
September 1851, telah mengganggu seluruh saluran telegraf di New England dan
memporak porandakan transaksi bisnis. Pada tanggal 19 Februari 1852, aurora
lainnya tercatat dalam sejara telekomunikasi. Para ilmuwan percaya bahwa aurora
mencerminkan apa yang terjadi di magnetosfer, yaitu daerah yang partikel
bermuatannya terperangkap oleh medan magnet bumi. Angin matahari menjepit
magnetosfer di dekat bumi di siang hari, dan menyeretnya hingga jutaan
kilometer pada malam hari.
Penelitian terkini yang melibatkan Spacelab di pesawat
ulang-alik telah mempelajari pengaruh aurora. Aurora dapat juga dipotret oleh
astronot pesawat ulang alik dan satelit. Satelit dapat memberikan gambaran
aurora secara global. Dengan memotret dari angkasa luar, cahaya matahari yang
menyilaukan tidak lagi menjadi masalah dan aurora dapat terlihat sama baiknya
baik pada siang maupun malam hari.
Sumber:
www.kaskus.us. Disadur tanggal 16 Januari 2009
www.kompas.com. Disadur tanggal 16 Januari 2009
www.tempointeraktif.com. Disadur tanggal 16 Januari 2009
www.tripod.lycos.com. Disadur tanggal 16 Januari 2009
www.wikipedia.com. Disadur tanggal 16 Januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar