Kamis, 23 Januari 2014

Sayyidina Ali; Tentang Sifat-sifat Allah


“Segala puji bagi Allah yang bagi-Nya satu kondisi tidak mendahului yang lainnya sehingga la menjadi Yang Awal sebelum menjadi Yang Akhir, atau la Zhahir sebelum menjadi Bathin. Segala yang disebut satu, kecuali Dia, adalah sebenarnya kecil (dalam jumlah), dan setiap yang mulia selain Dia adalah rendah; setiap yang kuat selain Dia adalah lemah, setiap majikan selain Dia adalah hamba.

Setiap yang tahu selain Dia adalah pencari pengetahuan. Setiap yang kuasa selain Dia adalah kadang-kadang berkuasa dan kadang-kadang tak mampu. Setiap pendengar selain Dia adalah tuli terhadap suara ringan sedang suara nyaring menulikannya dan suara-suara jauh menjauh dari dia. Setiap pelihat selain Dia adalah buta terhadap warna-warna tersembunyi dan benda-benda halus. Setiap yang zahir selain Dia tak tersembunyikan, sedang setiap yang batin selain Dia tak dapat menjadi zahir.

la tidak menciptakan apa yang diciptakan-Nya untuk memperkuat kekuasaan-Nya, tidak pula (rasa) takut akan akibat waktu, bukan untuk mencari pertolongan terhadap serangan dari lawan yang setara, atau mitra sombong atau lawan yang membenci. Sebaliknya, semua makhluk dipelihara oleh-Nya dan merupakan hamba-hamba-Nya yang rendah. la tidak tinggal terbatas dalam sesuatu sehingga dapat dikatakan bahwa la berada di dalamnya, tidak pula la terpisah dari sesuatu apa pun sehingga dapat dikatakan bahwa la jauh darinya. Penciptaan atas apa yang dimulai-Nya atau pengurusan atas apa yang dikuasai- Nya tidak melelahkan-Nya. Tak ada ketidakmampuan bagi Dia terhadap apa yang diciptakan-Nya. Tak mungkin terjadi kekeliruan pada-Nya dalam apa yang ditetapkan-Nya dan diputuskan-Nya. Tetapi keputusan-Nya pasti, pengetahuan-Nya tegas, kekuasaan-Nya melimpah. la diharapkan pada waktu susah dan la ditakuti bahkan pada waktu senang.”

-- Dikutib dari Kitab Nahjul Balaghah, Khotbah No 64: Tentang Sifat-sifat Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar