Jumat, 24 Januari 2014

Lisan Bersyahadat tapi Hati Berdusta!

“Asyhadu Anlaa ilaa ha illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadarrosulullah.”

Ungkapan Persaksian yang sangat Luar Biasa!!!

Tatkala diucapkan dengan perlahan-lahan dan dihayati dengan segenap rasa dan penjiwaan lalu kemudian di Tasdiqan/dibenarkan oleh Hati serta diketahui Makna yang terkandung didalamnya maka akan membuat Jiwa bergetar hebat dan bisa jadi tanpa disadari air mata akan berlinangan membasahi pipi. Belum lagi perasaan senang dan bahagia akan menghampirinya seolah-olah mendapatkan sesuatu yang sangat berharga sekali. Dirasakannya nikmat yang belum pernah dirasakannya yang membuat hilang gairah daripada memandang sesuatu karena bahagianya ia merasakan Alloh Hadir pada dirinya melalui Dua Kalimat Syahadat yang di ungkapkannya tidak hanya melalui Lisan tapi juga merasakan karena di dasari dengan Pengetahuan Ilmu dalam memaknainya.

Diungkapkan oleh sebagian para Awliya Alloh:
“Man lam yazuq lam ya’rif - Barang siapa belum merasakan maka belumlah dikatakan Mengenal.”

Tatkala seseorang mengucapkan dua Kalimah Syahadat tetapi tidak mengetahui Makna yang terkandung didalamnya maka tidak menjadikan suatu jaminan bahwa ia akan merasakan manis lezatnya Penyaksian.

Karena sebagaimana yang diketahui bahwasannya Dua Kalimah Syahadat itu adalah Kalimah Penyaksian. Menyaksikan atas Hadirnya Alloh meliputi pada tiap-tiap segala sesuatu dan Menyaksikan atas Muhammad Rosulullah Saw meliputi akan segala Pengetahuan Ilmu.

Tentu untuk bisa menyaksikan haruslah di dasari Pengenalan. Tanpa mengenal apakah bisa dikatakan ia termasuk orang yang menyaksikan?

Karena itu bila ada orang menyaksikan sesuatu tetapi ia sendiri belum melihat/mengenal akan sesuatu itu maka sudah pasti ia itu termasuk orang-orang yang berdusta/berbohong.

Begitupula jika ada yang mengucapkan Dua Kalimah Syahadat tetapi tidak melihat/mengenal Alloh dan Rosulnya maka berarti ia termasuk orang-orang yang Hatinya Dusta/bohong atas penyaksian itu. Lisannya bersaksi tapi hatinya buta daripada penyaksian itu sendiri maka dari segi Hakikat belum sempurna Islamnya melainkan Islamnya hanya sebatas Zahir (Indannas) Islam karena di Mata Manusia.

Sedangkan dikatakan dalam Al-Qur’an bahwasannya Alloh berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Alloh hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 19)

Islam yang dikehendaki Alloh adalah Islam Kaffah (menyeluruh) tidak hanya Zahir saja tetapi Hatinya mengetahui akan kesempurnaan Islam itu melalui Pengenalan kepada Alloh dan Rosulnya.

“Awwaluddin Ma’rifatullah - Awal mula seseorang itu beragama dia harus terlebih dulu mengenal kepada Alloh.”

Jika tidak mengenal Alloh maka seseorang itu belumlah dikatakan ber Agama. Jika sudah demikian maka apabila ia bersyahadat maka hanyalah sebatas di bibir saja sedangkan hatinya di dalam kedustaan.

Lima waktu mendirikan Sholat sehari semalam dan sembilan kali mengucapkan Dua Kalimah Syahadat dalam duduk Tasyahud tetapi tidak melihat/mengenal akan yang disaksikannya tadi maka batal lah Dua Kalimah Syahadat nya tadi. Jika Syahadat nya sudah batal lalu bagaimana dengan Sholatnya dan amalan yang lainnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar