Kamis, 16 Januari 2014

Berhala itu bernama aku!



“Induk dari segala berhala adalah berhala yang kau sebut sebagai aku.”

Demikian kata Rumi. Dalam memahami ungkapan tersebut, ada yang bingung, ada yang jelas bahkan gamblang.

Beruntunglah yang paham, dan beruntung juga yang bingung dan tetap berusaha memahami.
Pikirkan apa yang menjadi kapasitas pikiran, dan rasakan apa yang menjadi kapasitas rasa..



Terkadang dalam Kehidupan ini sungguh banyak sekali manusia yang tiada pernah MENYADARI.. selalu dan selalu mengaku-ngaku dan merasa-rasa.. Beranggapan dan menyatakan bahwa tubuh ini adalah tubuhku.. tangan ini adalah tanganku.. kepala ini adalah kepalaku.. kaki ini adalah kakiku.. jasad ini adalah jasadku.. dan seluruhnya di akuinya sebagai kepunyaanku dan milikku..

Benarkah itu semua? Mari kita renungkan.. Jika tubuh itu adalah tubuhmu, sejak kapankah engkau menciptakannya? Jika tangan itu adalah tanganmu, sejak kapankah engkau menciptakannya? Jika Kepala ini adalah kepalamu, sejak kapankah engkau menciptakannya? Jika kaki itu adalah kakimu, sejak kapankah engkau menciptakannya? Jika jasad itu adalah jasadmu, sejak kapankah engkau menciptakannya? Demikian pula  dengan Sholatku, Puasaku, Zakatku, ku dsb, ku dsb...

Jadi sesungguhnya sadarilah sungguh itu semua bukan milikmu. Itu semua adalah milik Alloh sebagai Bukti adanya Alloh...

Lalu bagaimana dengan Ruh yang ada pada diri? Sungguh ketahuilah dan kenalilah sungguh-sungguh bahwa Ruh itu adalah Saksi adanya Alloh, dengan adanya Ruh itu, maka seseorang bisa sampai kepada Tuhannya....

Jasad manusia bersifat baru, ruh (berasal satu dari Nur Muhammad) sudah ada sejak zaman azali dan ketika di dalam rahim telah ma'rifat kepada Alloh, ketika lahir manusia lupa, makanya dalam perjalanan hidupnya manusia harus bersih agar bisa kembali kepada fitrah yaitu ma'rifatullah, dengan jalan menundukkan hawa nafsunya dan mensucikan jiwanya, dengan ruh (nur) inilah diri sejati manusia dapat ma'rifatullah.

Jadi, ketahuilah dan sadarilah dengan sesadar-sadarnnya bahwa DIRI ini meliputi LAHIR dan BATHIN bukan MILIKKU yang DIAKU-AKU dan DI RASA-RASA melainkan semuanya MURNI MILIK ALLOH TA'ALLA.. HAQ ALLOH TA'ALLA.. dan DIRI ini JAHIR BATHIN adalah BUKTI dan SAKSI ADANYA ALLOH TA'ALLA..

Dan mereka yang selalu MENGAKU-NGAKU dan MERASA-RASA memiliki semuanya ini adalah DIRI-DIRI yang TERTIPU.. Terus dimanakah milikku itu bahkan diriku itu? Tiada aku yang ada hanya Aku, atau diriku adalah tiada yang ada hanya adalah Dia...

"Inal-adam ila al-maujud, tsumma al-adam ba'da al-maujud - Dari tiada menjadi ada, kembali tiada setelah ada."

"Sungguh segala sesuatu itu tiada, kecuali yang hanya ada abadi hanyalah wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana lagikah yang kamu dustakan?"
{QS. Ar-Rahman, 55: 26-28}

Wahai makhluk kecil. Kembalilah dari tiada ke tiada, sesuatu yang tiada tidak akan pernah menjadi Ada, dan sesuatu yang Ada tidak akan menjadi tiada. Ada yang kau jalani saat ini adalah Ada menuju proses ketiadaan..

"Kullu syai' in Haalikun Illa Wajhahu - Segala sesuatu pasti binasa, kecuali wajah-Nya".
{QS. Al-Qasas, 28:88}

Bagaimana aku bisa berpaling dari-MU, sedang dimana aku memandang disitu jelas wajah-MU, dimana aku berada disitu Engkau tegakan langit untukku, aku menjauh-pun bersama-MU, apa lagi mendekat..

Aku ingkar, dengan kesabaran-MU, Engkau tuntun aku kembali pada-MU. Aku berdosa, Engkau datang dengan pengampunan-MU, yang mendahului tobatku..

Aku tersesat, Engkau raih tanganku agar tetap pada jalan-MU, sungguh Maha Suci Alloh, dengan segala Keindahan-Nya..

Duhai jiwa yang rapuh, masihkah kau bertanya tentang Diri-Nya?! Nyata dan tidak nyata, bukankah, adanya nafas, bukti adanya DIA, detak jantungmu, wujud sifat Hayat-Nya..

Ohhhh, duhai jiwa yang rana, sungguh Dia nyata dalam segala sesuatu,..



Bilakah kau ingin meniti jalan menuju hadrat-Nya dan kau tak akan pernah sampai, walau sejauh mana perjalananmu, sebelum terhapus jejak 'akumu' dalam setiap langkahmu, dan kau sadari bahwa setiap langkah yang kau tinggalkan dan yang akan kau jalani, adalah telapak langkah dari Rabb-mu, bukan telapak langkahmu.. 

Salam Kontemplasi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar