Alloh berseru kepada hamba-Nya:
“Hendaklah engkau menyerah kepada-Ku dengan sepenuh hatimu,
dan menyerah kepada perantara-perantara dengan tubuhmu, supaya engkau
bersama-Ku dengan kemauan kerasmu, dan bersama selain-Ku dengan akal budimu.
Maka engkau senantiasa menghimpun kemauan kerasmu atas-Ku,
tiada bagian bagi selain-Ku terhadap dirimu melainkan hanya kehadiranmu
bersamanya, dengan akal budimu saja.
Maka janganlah engkau bersuka ria atas karunia yang
dianugerahkan-Nya kepadamu, dan jangan mudah marah kepada orang yang menyakiti
hatimu. Jangan pula bermegah karena kejayaanmu, dan menepuk dada menyombongkan
ilmu pengetahuanmu.
Waspadalah, jangan tertipu oleh karunia-Ku, dan jangan putus
harapanmu karena ujian-Ku, dan jangan jinak bermanja-manja dengan sesuatu
selain-Ku.
Laksanakanlah apa yang menjadi perintah-Ku tanpa menoleh
kebelakang, maka jika demikian halmu sama dengan malaikat-Ku yang berkemauan
teguh.
Bila engkau berlengah-lengah menanti perintah-Ku—sedangkan
engkau sudah mengetahui—, maka jika demikian engkau terang-terangan menentang
perintah-Ku.”
-- Imam An-Nifari (Muhammad ibnu Abd Jabbar bin al Husain
an-Nifary), Ra’aytullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar