Selasa, 14 Januari 2014

Huwa



Dituturkan pada zaman awal kenabian bahwa seseorang dari generasi awal (al-mutaqaddimun), yang diturunkan wahyu kepada mereka, memikirkan taklif dan ujian (al-balwa). Belum tampak baginya aspek hikmah dalam hal itu. Alloh Ta’ala memerintahkan kepadanya agar ia merenungkanNya dan hamba-hambaNya.

Maka ia pun mulai bermunajat kepada Tuhannya, dalam khalwat-nya dengan batin dan lisannya. Ia berkata..

”Wahai Tuhanku, Engkau ciptakan aku, tetapi Engkau tidak berkonsultasi denganku.
Kemudian, Engkau matikan aku, tetapi Engkau tidak bermusyawarah denganku.
Engkau memerintahku dan melarangku, tetapi Engkau tidak mencenderungkanku.
Engkau kuasakan atasku hawa nafsu yang membinasakan dan setan yang menyesatkan.
Engkau turutkan dalam diriku syahwat-syahwat (keinginan) yang terpancang.
Engkau jadikan diantara kedua mataku dunia terhias.
Kemudian, Engkau takutkan padaku, dan Engkau merintangiku (untuk memperolehnya) dengan janji buruk dan ancaman. Engkau katakan,

“…dan janganlah mengikuti hawa nafsu, karena hawa nafsu menyesatkanmu dari jalanKu.

Waspadailah setan agar jangan menyesatkanmu dan dunia agar jangan menipumu, jauhilah syahwatmu agar ia tidak membinasakanmu, dan jauhilah angan-angan dan harapanmu agar tidak melalaikanmu.

Aku wasiatkan kepadamu tentang anak-anakmu; ajarilah mereka tentang kehidupanmu; carilah yang halal.

Engkau akan ditanya jika tidak mencarinya, dan engkau akan ditanya jika menuntutnya dengan cara yang tidak selayaknya.

Janganlah engkau lupakan akhirat sebagaimana engkau tidak melupakan bagianmu di dunia ini.
Berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu.

Janganlah engkau mencari kerusakan di bumi.
Janganlah engkau berpaling dari akhirat, sehingga engkau akan kehilangan dunia dan akhirat.
Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.”

Aku telah sampai, wahai Tuhanku, pada perkara-perkara yang saling bertentangan, kekuasaan yang memiliki daya tarik dan kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Aku tidak tahu, bagaimana aku harus berbuat…

Aku tidak memperoleh petunjuk ihwal apa yang harus aku perbuat. Aku menjadi bingung dalam urusan-urusanku. Tolonglah aku, wahai Tuhanku… Genggamlah tanganku…. Tunjukkan aku pada jalan keselamatan-ku. Jika tidak, maka aku binasa!…”

Maka Alloh Ta’ala mewahyukan kepadanya,

”Wahai hambaKu..
Tidaklah Aku memerintahkanmu dengan sesuatu agar engkau menolongKu,
Dan Aku tidak melarangmu dari sesuatu, yang akan membahayakanKu jika engkau melakukannya.
Akan tetapi, Aku memerintahkanmu, Agar semata-mata engkau tahu bahwa engkau memiliki Rabb (pemelihara);

Dialah yang menciptakanmu, yang memberimu rezeki, yang menjadi sembahanmu dan yang menjadikanmu.
Dialah yang menjagamu. Dialah yang menemanimu, yang membantumu dan yang menolongmu, agar engkau tahu bahwa engkau, dalam segala sesuatu yang Aku larang darimu…

Memerlukan pemeliharaan, penjagaan dan perlindunganKu. Di dalam seluruh tindakan dan ihwalmu dalam segenap waktumu, dari urusan dunia dan akhiratmu, siang dan malam, engkau membutuhkanKu, Karena tidak terlewatkan bagiKu urusan-urusanmu, baik yang besar maupun yang kecil, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan.

Juga agar jelas bagimu dan agar engkau tahu bahwa engkau berharap dan butuh kepadaKu. Mestilah engkau berharap dariKu. Maka ketika itu engkau tidak berpaling dariKu, tidak melalaikanKu, tidak melupakanKu, dan tidak disibukkan dengan selainKu.

Akan tetapi, dalam seluruh waktu engkau ingat kepadaKu; dalam seluruh ihwal dan keperluanmu, engkau memohon kepadaKu; dalam seluruh tindakanmu, engkau tujukan kepadaKu; dalam segenap kesendirianmu, engkau bermunajat, bermusyahadah dan mengawasiKu.

Maka jadilah engkau terputus dari semua makhlukKu untuk sampai kepadaKu, dan lepas dari mereka agar terpaut kepadaKu. Engkau pun menjadi tahu bahwa Aku senantiasa bersamamu di mana saja engkau berada. Aku melihatmu, meskipun engkau tidak melihatKu.

Ketika engkau menginginkan hal ini semua dan engkau yakin, hendaklah engkau memiliki hakikat ihwal apa yang engkau katakan, dan kebenaran dari apa yang engkau sifatkan. Engkau tinggalkan seluruh yang ada di belakangmu, dan engkau menghadap sendiri kepadaKu. Ketika itu, Aku dekatkan engkau kepadaKu.
Aku sampaikan engkau kepadaKu, dan Aku angkat engkau di sisiKu. Maka jadilah engkau diantara para waliKu, para shafiKu dan penghuni surgaKu, dalam kedekatan denganKu bersama para malaikatKu; engkau dimuliakan, diutamakan, senang, bahagia, mendapat kenikmatan, mendapat kelezatan dan tenteram; dikekalkan, dilanggengkan, abadi dan tetap selama-lamanya.

Maka janganlah engkau berprasangka buruk kepadaKu, wahai hambaKu,… dengan prasangka yang buruk. Janganlah engkau membayangkan-Ku selain dengan yang dituntut kemuliaan dan kemurahanKu. Ingatlah nikmatKu kepadamu yang sudah berlalu, kebaikanKu kepadamu yang terdahulu, keindahan keadaanKu kepadamu ketika Aku ciptakan dirimu.

Saat itu, engkau belum menjadi sesuatu yang disebut dan belum menjadi ciptaan yang normal. Lalu Aku jadikan bagimu pendengaran yang halus, penglihatan yang tajam, perasaan yang lembut, hati yang cerdik, pemahaman yang cerdas, akal yang jernih, pemikiran yang cemerlang, lidah yang fasih, pikiran yang teguh, anatomi yang sempurna, rupa yang bagus, anggota-anggota tubuh yang sehat, sempurna dan patuh.

Kemudian Aku ilhamkan kepadamu kalam dan ucapan. Aku beritahukan kepadamu manfaat dan mudharat; tata cara melakukan aktivitas, tindakan dan perbuatan; dan menyingkap tirai dari penglihatanmu. Aku buka matamu untuk melihat kerajaanKu, maka engkau pun melihat pergantian siang dan malam, perputaran tata surya dan peredaran planet-planet. Aku ajarkan kepadamu perhitungan waktu, zaman dan bulan; windu, tahun dan hari.

Aku tundukkan kepadamu apa yang ada di daratan dan lautan berupa logam-logam, tumbuhan dan binatang. Engkau menggunakannya sebagai pemilik dan mengaturnya sebagai penata.

Maka ketika Aku melihat engkau melampaui batas, menganiaya, durhaka, berkhianat, zalim, tiran dan melewati batas serta ukuran, maka Aku kenalkan kepadamu hukum dan hukuman, kias dan ukuran, adil dan pertengahan, hak dan kebenaran, kebaikan dan kepatuhan, serta perjalanan hidup yang seimbang agar kekal bagimu karunia dan kenikmatan serta dihindarkan dari azab dan siksaan.

Aku sampaikan engkau pada sesuatu yang lebih baik dan lebih utama, lebih mulia, lebih agung, dan lebih terhormat, serta lebih lezat dan lebih nikmat. Tetapi, kemudian engkau berprasangka kepadaKu dengan prasangka yang buruk, dan membayangkanKu dengan selain kebenaran.”

**********************************************************************************

“Wahai hambaKu... Jika engkau merasa sulit mengerjakan sesuatu yang Aku perintahkan kepadamu, ucapkanlah;
‘Laa haula wa laa quwata illa billahil’aliyil’adhim - Tiada daya dan upaya kecuali dengan (pertolongan) Alloh yang Maha tinggi dan Maha Agung.’
Sebagaimana diucapkan oleh para pemikul ’Arsy ketika merasa berat memikulnya.”


”Jika suatu musibah menimpamu, ucapkanlah;
‘Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un - Sesungguhnya kami adalah milik Alloh, dan sesungguhnya kepadaNyalah kami kembali. {QS. Al Baqarah, 2:157}’ sebagaimana diucapkan oleh orang yang ikhlas kepadaKu dan mencintaiKu.”


”Jika kakimu tergelincir dalam ujianKu, ucapkanlah seperti apa yang diucapkan shafiKu, yakni Adam dan istrinya;
‘Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihani kami, niscaya kami termasuk orang yang merugi.’ {QS. Al-A’raaf, 7:23}”


”Jika sesuatu menjadi sulit bagimu dan pikiran menyusahkanmu atau engkau menginginkan petunjuk dan perkataan yang benar, maka ucapkan-lah seperti apa yang diucapkan kekasih-Ku, Ibrahim as,
‘Dia yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Dia yang memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku. Dia Yang mematikan aku, kemudian akan menghidupkanku kembali. Dia yang amat kuinginkan akan mengampuni kesala-hanku pada hari kiamat. Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah, dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mem-pusakai surga yang penuh kenikmatan. Ampunilah bapaku, karena sesungguh-nya dia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat. Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkit-kan, di hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali yang menghadap Alloh dengan qalb yang salim.’{QS. Asy-Syu’ara, 26:78-89}”


”Apabila suatu musibah menimpamu, ucapkanlah seperti apa yang telah Aku ajarkan kepadamu, yang telah Aku turunkan kepadamu dari ucapan Ya’qub AS,
‘Sesungguhnya hanyalah kepada Alloh aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.’{QS. Yusuf, 12:86} ”


”Jika engkau melakukan kesalahan, ucapkanlah seperti apa yang diucapkan Musa as,
‘Ini adalah perbuatan setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata.’
{QS. Al Qashshah, 28:15}”


”Jika suatu kemaksiatan berlalu darimu, ucapkanlah seperti apa yang diucapkan Yusuf as atau sahabatnya,
‘Dan aku tidak membesakan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali nafs yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’
{QS. Yusuf, 12:53}”


”Jika Alloh mengujimu dengan suatu ujian, maka lakukanlah apa yang disebutkan Alloh mengenai Dawud AS,
‘Maka dia meminta ampun kepada Tuhannya, lalu menyungkur sujud dan bertaubat.’
{QS. Shad, 38:42}”


”Jika engkau melihat orang-orang durhaka dari makhluk-makhluk Alloh dan orang-orang yang berbuat salah dari hamba-hamba Alloh sementara engkau tidak tahu apa hukum Alloh terhadap mereka, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan Isa as;
‘Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hambaMu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha perkasa lagi Mahabijaksana.’
{QS. Al Maidah, 5;118}”


”Jika engkau memohonkan ampunan kepada Alloh dan mencari maafNya, maka ucapkanlah seperti diucapkan Muhammad saw dan para Ansharnya,..
‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah maula kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.’ {QS. Al-Baqarah, 2:286}”


”Jika engkau takut akan akibat suatu urusan, dan engkau tidak tahu apa kesudahannya bagimu, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan para ashfiya (orang-orang kepercayaan Alloh),
‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk hari yang tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya Alloh tidak menyalahi janji.’ {QS. Ali Imran, 3:8-9}”

-- Dari Wasiat Ibnu Arabi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar